Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘opini mahasiswa’ Category

sengaja saya bikin judul yang to the point, emang sih mungkin akan menimbulkan pro kontra. apalagi ini menyangkut urusan perut dan dibawah perut. tapi sepertinya saya begitu peduli dengan hal ini.

gelombang bisnis online yang menyertai booming dunia blog di ranah maya ternyata tidak dibarengi dengan berpikir sehat dan kreatif. sebut saja bermacam-macam bisnis online yang berkembang di dunia blog.

menurut saya pribadi ada dua kutub yang menguat dalam bisnis online ini. pertama bisnis online yang mengandalkan content yang berisi produk maupun jasa berserta variannya. dan yang kedua bisnis online yang mengandalkan afiliasi dengan berbagai variannya juga.
Rata Penuh
untuk bisnis kategori pertama, kita dituntut untuk memiliki kemampuan menulis, menganalisis dan bermain kata-kata dengan berbagai bumbu wawasan faktual. dan tentu saja di sertai kemampuan dalam network marketing dan social networking. untuk segi teknis kita cukup banyak belajar di internet dari berbagai sumber yang menyediakan tutorial, tips dan latihan mengelola dan mengembangkan blog untuk bisnis.

untuk kategori kedua sebenarnya ada dua kutub yang bersebrangan, dan inilah yang akan saya bahas lebih dalam.

kutub positif dari bisnis afiliasi adalah bisnis online yang mereferalkan atau menjadi refrensi bagi sebuah bisnis utama yang memeiliki nilai jual bagus. biasanya bisnis ini menjadi sampingan bagi si pelaku bisnis online. prinsip dari bisnis ini adalah, mereferensikan sebuah produk, atau layanan kepada yang lain dengan sistem bagi hasil sekian persen dari keuntungan si induk usaha. dan biasanya persentasenya nggak lebih besar dari 10 %.

kutub negatif dari bisnis ini adalah bisnis afiliasi yang menggunakan kedok jualan software, ebook dan lain-lain sebagai bisnis utama. kenapa saya bilang kedok jualan, karena sebenernya jualana aslinya adalah jualan referensi, atau bisnis referal online semacam arisan berantai.

ternyata bisnis ini makin hari makin menggurita sejalan dengan keinginan kaya secepat kilat para pengikutnya. bagaimana tidak dengan modal awal 90 rebu, 240 dan lain sebagainya bisa berlipat tiap harinya menjadi ratusan ribu, juta bahkan berlipat ganda. dan yang menjadi daya tarik sebenarnya bukan jualan ebook, software, kumpulan lagu dan lain, lain.

saya sebenernya pengen nyoba seberapa jauh pembodohan itu dilakukan oleh si pembuat bisnis referal ini, karena saya belum mendapat bukti dari bisnis ini. dan saya pun belum mendapat komplen dari para peserta bisnis ini.

dari sini saya sedikit menerka, bahwa para peserta bisnis ini kebanyakan adalah orang yang ingin cepat kaya dengan cara-cara instan, dan tentunya dengan modal sedikit. saya pun pernah tergiur untuk mengikuti bisnis ini, apalagi saya sedang membutuhkan uang yang cukup lumayan. namun apalah daya, hati ini selalu berkata jujur, bahwa hidup ini adalah usaha yang keras, dan harus berevolusi. tak ada bisnis yang instan kecuali bisnis itu tidak normal.

saya tau orang2 yang sukses dibisnis online dengan cara elegan dan kerja keras dari nol, akan mendapatkan kesuksesan dengan bangga, dan orang itu pasti akan membagikan ilmunya kepada para pengikutnya.

orang sukses di dunia blog bisa saya bisa contohkan seperti om cosa yang jago adsense nan baik hati, isnaini sang pembuat template dan tutor blogspot, pogung yang jago SEO, brokencode sang pemburu dollar dari Bali, romi satria wahono tukang ilmukomputer, enda nasution sang presiden blogger, priyadi reviewer dan acounting serta seleb, budi rahardjo yg dosen biangnya IT selevel Onno, wimar witular sang presenter tapi jago ngeblog, budiputra seorang pro blogger, dan adinoto sang blogger tukang batre yang mau going to be walikota Bandung.

mereka semua saya yakin belajar dari nol, merangkak dan memulai dari pondasi dan tidak serta merta menjadi orang hebat dan sukses!

sukses perlu waktu bung, bukan hanya modal sekian rupiah, dollar lalu tiba2 beberapa hari menjadi milyuner?lalu ngalir duit ke rekening tiap hari dari arisan berantai?

anda sendiri?terserah anda, dan coba tanyakan hati nurani anda, gunakan akal sehat, berpikir dan bertindak smart, pantang menyerah, yakin, usaha, sampai!

Read Full Post »

menarik sekali hingar bingar menjelang pilkada diberbagai kota kali ini, apalagi kalau bukan hadirnya calon independen.

di Bandung sudah ada 2 calon dari jalur independen yang notabene seorang blogger, di padang anak sma berniat juga jadi calon walikota padang namun terganjal usia minimal.

aa noto sudah umbar janji sejak beberapa bulan yang lalu untuk meramaikan pesta demokrasi di Bandung, bahkan kini beliau telah memproklamirkan diri sebagai calon Walikota Bandung dari jalur independen.

AAA yang dosen ITB itupun mulai rajin posting tentang kota Bandung sebagai langkah nyata mempersiapkan diri dalam pencalonannya di ajang pilkada Kota Bandung. kini ia telah membuka posko dan membuat form dukungannya sebagai wakil walikota Bandung.

saya seperti menerima tantangan positif, apakah blogger layak ikut mencalonkan diri menjadi calon gubernur/wakil gubernur provinsi Lampung dari jalur Independen? menurut saya, saatnya Blogger unjuk gigi dan bersama melakukan karya nyata dalam proses demokrasi ini.

untuk itu, saya Abah Oryza aka Geri Sugiran Abdul Syukur yang saat ini mengelola komunitas Blogger Lampung, dan sudah 3 tahun ikut membantu mempromosikan wisata lampung melalui blog, juga aktif di bengkel jurnalisme dalam mewujudkan jurnalisme yang bermutu, menyatakan diri siap untuk maju menjadi gubernur/wakil gubernur provinsi Lampung.

1 – 2 hari kedepan saya akan mempersiapkan beberapa keperluan dalam penycalonan ini, sehingga saya sangat mengharapkan dukungan dan masukan dari berbagai pihak yang membaca blog ini dalam rangka pencalonan ini.

ingin mengetahui saya lebih jauh, silahkan baca di sini, atau japri langsung melalui email abah.oryza@gmail.com dan HP 081927982929. selain itu saya bisa dipanggil melalui YM dengan ID : wiji_tukul

up date :

bagaimana cara anda mendukung? silahkan unduh form pendafataran di sini

Read Full Post »

indosuck, selkomtel dan kawan-kawan boleh saja perang tarif, bahkan mereka rela mengorbankan diri kenyamanan para pelanggan setianya untuk sebuah aktivitas bernama PROMOSI!

ngomong-ngomong yang gratisan, tidak selamanya bener-bener gratis, bahkan yang murah pun kadang kebanyakan dipermainkan oleh syarat dan ketentuan.

tentang warnet gratis?apakah masih varian hal-hal diatas?bisa iya bisa enggak.

warnet gratis ini sebenernya secara prinsip tetep ada syarat dan ketentuan yang berlaku, namun dasar gratisnya sangat syahih dan benar adanya. maaf ini hanya untuk warga lampung dan yang berkunjung ke lampung, silahkan sempatkan menjadi saksi di bulan april.

Read Full Post »

hari kemaren tanggal 24 maret 2008, saya kirim uang ke rekening dadeng ali hasan dengan no rekening 9067675799 melalui kantor pos. sampe jam ini saya ceck melalui phone ke cs Bank Muamalat, ternyata nggak bisa ngasih informasi, karena yang berkompeten adalah bank muamalat pusat?

saya coba konfirm ke kantor pos, mereka bilang sedang melakukan konfirmasi ke bank muamalat pusat, dan ternyata belum ada jawaban?halah malah di pimpong

saya terus pantau uang saya itu apakah sudah masuk rek pak dadeng apa belum, dan sampai kini belum jelas?

jadi gimana sih ini, kantor pos yang aneh, apa bank muamalat tak mempersiapkan prasarana yang bagus. kalo untuk sekedar pengiriman sih nggak masalah, tapi ini masalah bisnis yang perputarannya per detik, tolong dech.

syariah ok, profesional jangan di tinggalkan! plis dech

Read Full Post »

lampost hari ini cerita tentang utang PNS lampung yang mencapai angka 2,3 T. jadi klo mau nyari utangan jadi PNS lah, dan emang rata-rata yang baru jadi PNS (apalagi yang lama yah) langsung aja pas keterima, mereka apply kredit ke Bank ataupun kredit konsumtif.

dan sudah jadi rahasia umum, kalo PNS itu gaji pokok yang diterima sudah tidak utuh lagi. sehingga peluang untuk cari sampingan itu sangat besar, misalnya dengan memonopoli proyek-proyek pemerintah, korupsi anggaran, dan jual jabatan untuk mempermulus birokrasi yang emang udah nggak mulus lagi.

yang anehnya, ada salah satu calon Gubernur lampung cari muka kampanye dengan berniat menghapus utang PNS tersebut. nah, apa nggak mikir?itukan duit negara yang notabenenya adalah hasil keringat rakyat yang di kumpulin dari upeti pajak.

moral cerita

jangan pilih Gubernur yang membodohi masyarakat dengan ide-ide kereaktif kayak gini.

plis dech, punya utang kok maen pemutihan ajah, mana tanggung jawabmu?

Read Full Post »

Untuk mengentaskan masyarakat indonesia dari kebodohan, banyak hal yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu seperti membuat suatu kebijakan-kebijakan. Salah satunya yaitu BHP.

BHP ini adalah RUU yang kepastian hukumnya belum jelas, karena BHP ini sepertinya sangat memberatkan mahasiswa. BHP ini merupakan kelanjutan dari Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SisDikNas).

Badan hukum pendidikan khususnya di perguruan tinggi negeri ini menurut saya bukanlah satu solusi untuk menjadikan perguruan tinggi negeri menjadi lebih otonom dan tidak komersil. Malahan hal ini dapat memicu terjadinya komersialisasi pendidikan. Pendidikan akan dijadikan sebuah barang komersil yang diperjualbelikan antara orang yang punya uang dengan institusi pendidikan.

Di Perguruan Tinggi Negeri yang telah menerapkan BHP, ternyata jual beli pendidikan sangat terasa. Mahasiswa kaya sengaja diperas uangnya sebelum masuk ke perguruan tinggi. Jurusan tertentu diperdagangkan oleh universitas kepada orang tua mahasiswa. Para orang tua pun berlomba-lomba memberikan sumbangan tertinggi agar anaknya bisa masuk sesuai dengan jurusan yang diinginkan.

Dengan kata lain dapat diartikan bahwa, hanya orang-orang kayalah yang berhak atas pendidikan. Lalu, bagaimana dengan orang-orang miskin, orang-orang yang tak berduit? Ya … mereka hanya bisa gigit jari dan menyaksikan saja. Karena mustahil bagi mereka untuk merasakan hematnya pendidikan di perguruan tinggi negeri, yang tadinya mereka berharap dapat merasakan fasilitas lengkap dan dengan biaya yang terjangkau.

Tentu saja BHP masih belum bisa diterapkan di Indonesia. Karena masyarakat Indonesia yang masih plural dan persoalan tadi sangatlah bertolakbelakang dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas.

Jika BHP tetap diterapkan di PTN, maka penerimaan mahasiswa baru bukan lagi mencari ataupun menyaring orang-orang yang pintar, bermutu, melainkan mencari dan menyaring orang-orang kaya saja tanpa memperdulikan aspek kecerdasan anak.

Lalu, kemana arah pendidikan kita?
Pendidikan yang diharapkan mampu menjadikan bangsa ini yang lebih baik dan lepas dari kebodohan, ternyata hanyalah isapan jempol saja. Karena tujuan pendidikan tidak lagi focus kepada mutu atau kualitas tetapi sebaliknya, pendidikan sekarang lebih merujuk atau condong kepada kuantitasnya.

Jika adanya BHP ini mampu membuat perguruan tinggi negeri menjadi otonom dan tidak komersil, tidak masalah untuk diterapkan, tapi jika sebaliknya BHP ini malah menimbulkan masalah bukan solusi, mungkin lebih baik BHP ini tidak perlu diterapkan.

BHP memang memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagai sebuah system buatan manusia BHP tentu masih mempunyai peluang untuk dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pertimbangannya bukan benar atau salah, tapi penerapannya harus benar-benar demi pendidikan Indonesia, pemerataan dan menyentuh semua lapisan masyarakat.

Sebelum disahkan RUU tentang BHP ini harus benar-benar diperhatikan mengenai kebaikan dan keburukannya, terutama sejauh mana BHP ini mampu menjadi solusi untuk masalah pendidikan yang dihadapi bangsa kita, sekaligus dampak-dampaknya. Karena yang merasakan dampak dari kebijakan tersebut bukan hanya satu atau dua orang saja tapi seluruh lapisan masyarakat akan ikut merasakannya.

Maka dari itu BHP ini memerlukan pengawasan yang ketat. Karena BHP ini merupakan masalah serius mahasiswa hal ini dapat menjadi isu mahasiswa, dan kewajiban kita sebagai mahasiswa harus kritis menghadapi isu-isu tersebut dan secara kreatif mencari solusi untuk memecahkannya.

Jadi sekarang kita tidak perlu memperdebatkannya karena yang penting sekarang adalah bagaimana agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan tanpa adanya komersialisasi pendidikan. Serta bagaimana cara kita dapat menciptakan orang yang benar-benar mampu menghadapi tantangan hidup sekarang, esok dan yang akan dating dan mampu bersaing di pasaran global.

Penulis : Septi, Mahasiswa PPKn 2007, ditulis dalam rangka menulis opini untuk BEM Unila, di publikasikan atas izin penulis untuk abahoryza.blogspot.com

Read Full Post »