maafkan kawan bila kalian tidak mendapatkan apa-apa dariku, dan aku tak bermaksud untuk menipumu dengan segala jerat dan tipudaya. ini semacam kasidah akhir cerita cinta, dan ingin rasanya kunyanyikan sebuah lagu dari melly “usaikan kisahku, letih kuarungi hidup …”
lupakan kawan bila semua kata yang kususun seperti riak-riak gelombang tanpa arti, biarkan ia kembali ke laut lepas, lanjutkan perjalanan kisah dan kasihnya.
titik titik yang kulalui mengajakku menepi di titik nol …
maafkan aku kawan
dan lupakan .
ada apa hai sahabat…
hidup memang seperti ombak.. terkadang hempasannya terlalu keras… namun kerasnya ombak menunjukkan betapa kuatnya karang yang dibangun dalam dirimu…
berpositif thinking lah pada semua kejadian… Insya Alloh ada hikmahnya….. (akhir-akhir ini kok gw spiritualis banget yah, hehehe…)
Nihilisme to ini mas abahoryza 😛
ya…abah…spedometer aja ada titik nolnya…artinya ya ada kalanya harus kembali…..bener kagak kang 😀
makanya taubat itu hukumnya wajib
*promosi*
memaafkan mudah diucapkan pak, juga sedikit lebih mudah dilakukan. tapi melupakan?? it’s different, karena biasanya manusia tak pernah melupakan rasa sakit itu.
tapi saya maafkan bapak kok. Loh???
hi hi hi … ya udah jangan dilupakan …
ada apa gerangan kau tiarap dibalik tumpukan seruit ituh… hahaha…. face the battle my friend…. no time for back off… keep forward….
ngomong apaan sih lu? pake bahasa manusia dong !
visit: http://endapan.blogspot.com/2008/04/kupu-kupu-matahri-2.html
ada sajak buat dikau di: endapan.blogspot.com