Saya sempet kaget ketika membaca radar lampung edisi 12/12/07. di halaman depan tiba-tiba ada sebuah kolom yang ditulis langsung oleh ardiansyah yang saat ini menjabat sebagai Direktur Radar Lampung (Grup Jawa Pos).
terus terang pertamanya saya bingung, ini bang Anca (panggilan Ardiansyah -red) bikin kolom buat nyaingin buras BEW? atau apa?
setelah saya baca sampe tuntas, wow! kaget banget, bener nggak sih ini informasi, tapi kalo nggak bener ini langsung di tulis oleh “korban” loh.
dari tulisan ini ada beberapa catatan saya. pertama ini kalo dalam kaidah jurnalistik termasuk jenis apa? opini, surat pembaca, straight news, apa kolom? (semisal Buras-nya BEW di Lampung Post) saya belum bisa menyimpulkannya.
yang kedua, alangkah parahnya kultur politik di lampung ini. simak, apa yang di tulis oleh bang acan mengenai pemilihan tim seleksi anggota kpu oleh DPRD di bandar lampung
“Hal yang menarik pada pemilihan yang menggunakan sistem voting itu, tidak ada satu pun suara mendukung saya, kendati saya didukung oleh dua fraksi. Padahal, dua fraksi itu memiliki 12 suara, masing-masing fraksi memiliki 6 anggotanya di DPRD Lampung.
Jauh-jauh hari sebelum pemilihan itu berlangsung, saya dihubungi oleh petinggi fraksi dua partai itu. Keduanya meminta kesediaan saya dicalonkan fraksi mereka untuk menjadi calon anggota tim seleksi.”
kalo kata si Salim sih “sungguh terlalu” kedua fraksi di DPRD Bandar Lampung ini yah. la wong yang punya surat kabar mainstream selevel radar lampung ajah “dikerjai”. apa emang parpol itu udah nggak punya etika lagi yah.
“Lalu, mengapa nama saya tetap diusulkan? Kan, sangat mudah bagi dua fraksi itu mencabut dukungannya. Sehingga, nama saya akan hilang dari bursa pencalonan.
Setelah saya diskusikan dengan beberapa teman, nama saya tetap diusulkan hanya untuk mengecoh konstelasi suara. Artinya, fraksi lain pasti tidak akan menyangka saya tidak akan mendapat satu suara pun. Jika perkiraan itu benar, berarti saya memang ’’dikorbankan’’.
dari sini kita bisa lihat bahwa permainan politik di DPRD Bandar Lampung sudah sangat terlihat rusaknya. dan yang lebih menarik lagi, mereka konfirmasi atas kehilangan dukungan itu dengan hal yang lebih bodoh lagi
BERDUSTA … ???
“Setelah pemilihan, saya mendapat SMS dari Ketua DPW PAN Lampung Abdullah Fadri Auli. Bunyi SMS-nya sebagai berikut, ’’Pak Ardiansyah Yth. Mohon maaf saya tidak dapat memperjuangkan Bapak, karena ternyata pada saat saya diminta dalam rapat lintas fraksi untuk menghadirkan dua orang yang kami usulkan yaitu Pak Ardiansyah, ternyata Bapak sedang berangkat haji, sedangkan Pak Marzuki Nur sedang sakit parah. Sehingga terpaksa kami mengalah. Sekali lagi mohon maaf. Wass.’’
Saya semakin tercengang dengan bunyi SMS itu. Soalnya, saya tidak sedang menunaikan ibadah haji. Saat pemilihan berlangsung, saya menjadi salah seorang panelis debat kandidat calon bupati dan wakil bupati di Tanggamus.”
sungguh terlalu …
Tinggalkan Balasan